Ya Allah, berat sungguh ujian yang kau beri.. tak pernah terlintas sehebat ini dugaan yang perlu aku hadapi. Berhari-hari termenung dan setiap kali hati fikiran diusik emosi, berderu-deru air mata yang turun. Berkali-kali merenung maksud kalam Allah untuk mencari kekuatan sendiri.
malu dengan Allah, berusaha Allah ingin saya menjadi matang melalui ujiannya, tetapi tergamak saya menolaknya. Allah please, keep training me to be ibadurrahman.
"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya. " (Surah Al-Baqarah ayat 286)
Ya, sememangnya mukmin itu
sentiasa diuji. Kata seorang peserta PIDACIL Indonesia, (program reality TV
seakan bintang kecil, tetapi pidato agama yg menjadi taruhan. Bukan nyanyian yg
dipertaruhkan). Kata si manis itu, ujian itu umpama peperiksaan didalam kelas,
siapa yang lulus maka boleh naik darjah, siapa yang gagal tidak boleh
keperingkat lainnya. Benar, dugaan itu memang seperti peperiksaan. Cuma ia
tidak bertulis dan guru yang memeriksanya, Allah.
Menjalani hari-hari terakhir
semester ketiga ditaman Ilmu dan Budi ini penuh dengan dugaan, ujian, dan
kemanisan. Teringat pula kata seorang senior yang hebat, katanya “perkara yang
paling mencabar itulah yang akan menjadi kenangan paling manis jika kita berjaya
mengatasinya”. Benarkah?
"Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan; "Kami telah beriman,"sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji org2 yg sebelum mereka maka sesungguhnya Allah mengetahui org2 yg benar dan sesungguhnya Dia mengetahui org2 yg dusta."
(Al-Ankabut ayat 2-3)
Tercari-cari juga apakah
hikmah dugaan ini. Apakah manisnya yang Allah sembunyikan. Sesekali datang si
nafsu yang menghasut agar hati menjadi lemah.
Rupanya……
Memang manis ujian ini.
Saat memerlukan sokongan,
Allah menghantar terlalu ramai sahabat yang setia dikiri kanan.
Saat memerlukan penjelasan, Allah mengatur
sesuatu yang tak terduga.
Saat memerlukan pembelaan,
berebut-rebut insan yang membela hatta aku sendiri tidak terlalu mengenali
mereka.
Itulah keajaiban dugaan. Nampak
perit di awalnya, tetapi ternyata manis sekali dihujungnya.
malu dengan Allah, berusaha Allah ingin saya menjadi matang melalui ujiannya, tetapi tergamak saya menolaknya. Allah please, keep training me to be ibadurrahman.
No comments:
Post a Comment